LABORATORIUM KESEHATAN

Info Tentang Laboratorium kesehatan


Leave a comment

Kolesterol, Ateriosklerosis dan Penyakit Jantung Koroner

 

Oleh :  Dr.dr. F. M. Judajana SpPK (K)

Picture from : Parahita Lab

Perubahahan pola hidup manusia Indonesia khususnya pola konsumsi makanan yang mengarah ke ”Westernized”, cenderung  mengandung lemak berlebihan dan akan menyebabkan berbagai penyakit yang saat ini dikenal sebagai sindroma metabolik. Salah satu fraksi / turunan dari lemak  yang beredar dalam tubuh adalah kolesterol, disamping fraksi bahan lemak yang disebut trigliserida dan phopholipid. Kadar lemak dalam darah yang meningkat lasim disebut sebagai hiperlipidemia

Pada keadaan normal sebenarnya tubuh memang membutuhkan kolesterol untuk proses metabolisme namun dalam jumlah terbatas.Sumber bahan kolesterol dapat berasal dari makanan yang dikonsumsi, namun tubuh juga mampu memproduksinya sendiri. Misalnya pada jaringan hati menghasilkan sekitar 1 gram kolesterol setiap harinya.

Konsumsi makanan yang mengandung kolesterol semua lemak yang berasal dari hewan, seperti daging babi, kambing, kulitnya ayam dan terutama berasal dari kuning telor,udang, kepiting, jerohan serta jenis bahan makanan yang berasal dari susu seperti mentega, keju dlsbnya .Bahan makanan tersebut diatas mengandung jenis lemak yang jenuh, sedangkan jenis lemak yang tidak jenuh biasanya berasal dari bahan nabati, seperti minyak jagung , wijen , dan minyak kedelai.

Kelebihan kadar kolesterol dalam darah yang disebut sebagai hiperkolesterolemia cenderung akan memberikan akibat yang negative/merusak pada dinding pembuluh darah khususnya pada dinding pembuluh darah arteri diseluruh tubuh, termasuk arteri koroner yang memberikan vaskularisasi pada dinding jantung.

Kolesterol yang berlebihan dalam pembuluh darah akan mengalami oksidasi dan mengalami interaksi dengan sel makrofag dan  substansi biologik lainnya akan memben-tuk sel busa(foam cell) yang akan menumpuk dalam dinding pembuluh darah, kemudian menyusup kedinding arteri dan membentuk suatu kerak / plak. Kantung-2 kecil plak tersebut akan menumpuk melalui proses yang disebut  atherosclerosis yang berlangsung lama (puluhan tahun) seiring dengan tingkat konsumsi makanan dari asam lemak jenuh serta aktifitas jasmani yang kurang dan tidak seimbang dengan jumlah konsumsi lemak.

Kerak atau plak atherosclerosis tersebut akan pecah dan akan memasuki aliran darah keseluruh tubuh dan gumpalan lemak tersebut akan menyumbat pada pembuluh arteri dinding jantung (arteria koroner). Terhambatnya aliran darah kedinding jantung mengakibatkan kematian sel otot jantung dan mengakibatkan keadaan yang fatal dan disebut  baji mati jantung atau miokard infarct.

Serangan pada jantung biasanya dipicu oleh adanya hambatan/kurangnya aliran darah sebanyak 50% dalam arteri koroner akibat adanya plak atherosclerosis tersebut. Gejala yang mudah dikenali adanya serangan jantung koroner tersebut adalah nyeri dada, rasa tertekan pada dada dan rasa nyeri dada tersebut menyebar sampai kebahu, leher, rahang dan lengan.

Anatomi Jantung Manusia

Anatomi Jantung Manusia

Adakah jenis pemeriksaan laboratorium yang mampu memprediksi adanya suatu hiperkolesterolemia sehingga mampu mencegah penyakit jantung koroner (PJK) ?

 

Jenis pemeriksaan darah yang diperlukan memprediksi adanya hiperkolesterolemia

Prediksi suatu kejadian  sakit  pada individu, sangat dianjurkan  untuk menjalani ’’ Medical Check-up” agar dapat mendeteksi kadar kolesterol dalam darah dan beberapa  parameter lainnya yang menunjang diagnostik dalam ruang lingkup sindroma metabolik ( diabetes mellitus, obesitas, hipertensi)

Sebelum menentukan jenis pemeriksaan kolesterolemia, diperlukan  pemahaman tentang beberapa jenis lemak dan jenis kolesterol yang terlibat dan berperan dominant da- lam proses atherosclerosis.

Aliran /transportasi bahan kolesterol yang akan beredar keseluruh tubuh melalui suatu senyawa yang disebut lipoprotein, karena seperti diketahui sustansi lemak tidak da- pat larut dalam air/cairan darah.Ada beberapa komponen kolesterol –lipoprotein yang disebut sebagai Low Density Lipoprotein (LDL-kolesterol), High Density Lipoprotein (HDL-kolesterol), Very Low Density Lipoprotein (VLDL-kolesterol )dan Chylomikron

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari beberapa pakar,   disimpulkan keterlibatan LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol dalam proses atherosclerosis lebih do-minan. Mengapa demikian? Karena LDL mampu mengangkut  60-80% kolesterol tubuh menuju keseluruh jaringan /organ /sistem, dan akan diserap oleh  sebagai bahan dasar untuk pembentuk hormone dan sumber metabolisme lemak sel tubuh.

Kebutuhan terhadap bahan kolesterol yang diangkut oleh LDL tersebut terbatas, sehingga  kelebihan yang ada akan dibuang ke aliran darah dan akan menumpuk dalam dinding pembuluh darah , yang menyebabkan radang dan menghasilkan kerak/plak atherosclerosis tersebut diatas. Seperti diketahui LDL  komposisinya tersusun atas lemak dan sedikit protein dan merupakan senyawa yang tidak stabil, sehingga kolesterol yang tidak terpakai akan lepas dan menumpuk pada pembuluh darah arteri yang rentan.

Senyawa HDL memunyai tingkat kestabilan lebih tinggi karena mempunyai suatu komposisi protein dan sedikit lemak Karena  sifatnya yang tidak mudah terurai sehingga kolesterol pada HDL tidak mudah terlepas dan tidak mudah membentuk suatu gumpalan, sehingga mampu mencegah terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka masyarakat awam  dapat menyebutkan bahwa LDL-Cholesterol merupakan ”kolesterol jahat” sedangkan HDL-Cholesterol dikenal sebagai ”kolesterol baik”.

Berpijak pada asumsi tersebut maka makin tinggi kadar LDL-cholesterol dari harga normal akan berakibat atherosclerosis, sedangkan sebaliknya pada kadar HDL-cholesterol yang lebih rendah dari harga normal akan memberikan resiko terjadinya penyakit jantung karena atherosclerosis.

Menjawab jenis pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk mengetahui adanya lemak dalam darah , sebagai data dasar adalah : kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol.

Pemeriksaan lainnya yang lebih rinci diantaranya : Lpa, Apolipo A, Apolipo B, Homosistein akan melengkapi data yang juga bermanfaat bagi pengelolaan  penderita hyperlipidemia .

( Picture From : Google )

Penentuan waktu awal  proses kejadian aterosklerosis

Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai  di usia dini, seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan siap saji yang mengandung komposisi jenis nutrient yang tidak sehat. (junk-food) . Konsep makanan : 4 sehat, 5 sempurna sangat dianjurkan untuk menghindari kejadian aterosklerosis, terutama pada individu yang mengandung faltor resiko, khususnya kejadian penyakit tersebut yang bersifat familial atau herediter.

Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Berdasarkan suatu  hasil penelitian telah diidentifikasi beberapa factor resiko yang dipunyai seseorang atau sekelompok orang /populasi yang mempunyai potensi/ kemung-kinan lebih besar terkena penyakit jantung koroner dibandingkan mereka yang tidak mem punyai faktor resiko tersebut.

Faktor resiko ini penting, untuk upaya pencegahan lebih dini, sehingga terhindar pada serangan yang mendadak dan bersifat fatal. Faktor resiko PJK terdapat dalam dua kategori :

1. Faktor resiko yang tidak bisa dihindari

  • Riwayat pewarisan genetik dalam keluarga
  • Jenis kelamin ( pria lebih banyak daripada wanita)
  • Ras
  • Usia

2. Faktor resiko yang bisa dihindari

  • Penyakit Diabetes Mellitus,
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi),
  • Kebiasaan Merokok
  • Hiperlipidemia,
  • Obesitas/kelebihan beran badan,
  • Aktifitas jasmani/olahraga yang kurang

 

Faktor pendukung terjadinya PJK

  1. Kurangnya kadar antioksidan dalam tubuh. Karena terbentuknya oksidasi pada kolesterol yang ada dapat mengarah terjadinya proses terbentuknya kerak aterosklerosis. Kejadian tersebut lasim merupakan kerusakan oksidatif.
  2. Ekses homosistein yang merupakan jenis asam amino, senyawa zat kimia yang dalam jumlah tertentu akan meningkatkan resiko aterosklerosis
Artikel Oleh :